Halo, Rekan Buana.
Setelah bergabung dengan La Familia Sun Eater dalam beberapa bulan terakhir, Reality Club mulai menyiapkan jalan menuju album keempat mereka. Dalam wawancara bersama Malaka Project, Fathia Izzati (Chia) dan Nugi Wicaksono menjelaskan bahwa album selanjutnya akan back to the roots—kembali ke warna musik awal mereka seperti di album perdana. Bedanya, Reality Club kini sudah melalui banyak hal dan memiliki sudut pandang baru.
Single “Quick Love”, yang ditulis oleh Fathia Izzati, dijadikan pembuka untuk perjalanan album keempat mereka. Lagu ini terdengar berbeda dari single-single Reality Club sebelumnya. Dalam wawancara tersebut, Chia dan Nugi menjelaskan bahwa lagu ini diambil dari pengalaman Faiz Novascotia (vokalis), yang sering berada dalam posisi forbidden love. Bahkan, menurut anggota lain, Faiz sering dijuluki “SBM” atau Sad Boy Mentok.
Lewat lagu ini, Chia menggambarkan bagaimana si narator mencoba berbagai cara tersembunyi untuk mendapatkan seseorang, sebelum akhirnya salah satu dari mereka mengalami shutdown. Dalam konteks lagu, shutdown berarti ketika salah satu pihak kehilangan perasaan atau yang mereka sebut sebagai ilfeel (ilang feeling). Lirik yang terdengar menyakitkan justru dibawakan dengan tempo cepat, sehingga terasa kontras dan seperti lagu dansa dari era 80-an.

Single berikutnya, “You’ll Find Lovers Like You and Me”, baru saja dirilis dan menjadi lagu favorit Chia. Dalam wawancara, ia mengatakan:
“Hidup ini sangat menarik. Misalnya, setelah putus dari seseorang, kita masih bisa bertemu orang baru. You can always fall in love again—and that’s the beautiful thing. Selama ini kita sering merasa bahwa cinta yang kita jalani saat ini adalah yang paling spesial. Tapi ketika itu berakhir, apakah artinya cinta itu tidak spesial?”
Menurut Chia, hal itulah yang menjadi poin menarik dari lagu ini. Secara genre, lagu ini berbeda dari lagu-lagu mereka sebelumnya. Secara lirik mungkin masih dalam satu gaya, tapi nuansanya belum pernah mereka coba sebelumnya.
Nugi juga menambahkan bahwa dalam album keempat ini, mereka mengambil banyak referensi dari New Wave. Ia menyebut bass yang sedikit nyolong pada The Cure, dan penggunaan synth yang terinspirasi dari David Bowie. Karena itulah, lagu ini terasa spesial bagi mereka.
Dengan dua single pembuka ini, Reality Club tampaknya sedang membangun arah baru yang tetap akrab, tapi tidak takut mencoba. Kalau Rekan Buana penasaran dengan seperti apa bentuk “kembali ke akar” versi mereka, dua lagu ini bisa jadi awal yang tepat untuk ikut mengikuti perjalanan album keempat mereka.
Kelas